Labirin -Melepas tak sama dengan melupakan- by Aci Baehaqie



*blurb*

Berbagai episode hidup telah dilewati Ayla, hingga pada suatu saat, Ia membuat satu keputusan yang membawanya pada penyesalan panjang dan menyeretnya menuju sebuah labirin yang rumit. Labirin masa lalu itu harus ia lewati satu per satu, sehingga pada akhirnya, ia bisa menemukan jalan keluar, dan dengan rela melepaskan bagian yang amat berharga dalam hidupnya.


Melepas tak sama dengan melupakan. Aci Baehaqie tidak menjanjikan kisah percintaan romantis yang mungkin diinginkan oleh pembaca sekalian, justru kisah ini merupakan kisah seorang wanita yang terbelenggu oleh patah hatinya. Cerita ini dipersembahkan oleh Aci untuk mereka yang mungkin belum mampu atau bahkan belum mau untuk berdamai dengan masa lalunya…

Alkisah Ayla Dinata, seorang arsitek yang sudah menjalani pekerjaannya di Singapura selama 10 tahun, bertemu dengan sahabat lama yang selama ini dihindarinya, Igo, seorang perancang yang melakukan perhelatan di Milan. Pertemuan Ayla dan Igo membawa Ayla mengenang masa lalu dan labirin-labirin yang telah dilaluinya, terutama kisahnya dengan seorang laki-laki yang pernah sangat dicintainya, Anthony.

Anthony adalah seorang chef internasional, sepupu Emi, sahabat Ayla yang lain. Pertemuan pertama mereka terjadi pada hari Sabtu di halaman Greja, saat Emi meminta Ayla menemaninya pergi ke greja untuk mengaku dosa. Siapa sangka, itu adalah awal kisah cinta mereka. Pertemuan demi pertemuan, kebaikan dan kasih sayang Anthony tentunya membuat Ayla semakin sayang pada lelaki itu. Namun, seperti kisah pada umumnya, cinta selalu memiliki halangannya sendiri. Memiliki ayah dengan watak yang keras dan menginginkan putra-putrinya memiliki pasangan hidup dengan keyakinan yang sama, menjadikan Ayla bimbang untuk memutuskan masa depannya.

Ayla menyayangi Anthony, namun Ayahnya memberi pilihan untuk hidupnya. Apakah Ayla memilih untuk menyelamatkan Emi yang saat itu sedang jatuh dalam keadaan paling buruk atau memilih cintanya pada Anthony? Apakah Ayla siap untuk patah hati dan tetap hidup menjalani keinginan ayahnya? Apapun pilihannya akan membuat Ayla menjadi salah satu pihak yang tersakiti juga.


Hmmmm.
Waw!

Apa ya? Agak sulit berkomentar sebenarnya. Gue baca buku ini meresapi peran Ayla di sini, jadinya kebawa sama nuansa sakit hatinya juga.

Alur cerita yang disajikan di sini itu maju mundur. Jadi ada kalanya menceritakan kisah Ayla masa kini, lalu nanti kembali lagi ke masa lalu, terus balik lagi ke masa yang masih agak baru dilewati. Tapi gak akan sulit kok buat ngikutinnya, soalnya ini bukan novel bergenre fiksi detektif yang maksa kita buat ikutan mikir ya. Aci mampu memberikan penggambaran yang jelas mengenai watak dari tiap tokoh yang terlibat, terutama sang tokoh utama, Ayla.
Ayla digambarkan sebagai gadis baik yang gak neko-neko, mahasiswi berprestasi, dan memiliki masa depan yang bagus. Sifatnya bertolak belakang dari sahabatnya, Emi, yang hobi dugem dan hidup agak sembarangan. Namun, kebaikan Ayla tidak selamanya berbuah manis, keinginannya untuk membuat semua orang bahagia malah membuat dia berada pada posisi serba salah. Ke manapun dia melangkah, dia akan membuat orang lain sakit atas pilihannya.

Gue malah gemes sama sifat Ayla yang itu. Baik dan mikirin perasaan semua orang, sampai akhirnya malah dia lupa sama perasaannya sendiri, lupa sama keinginannya sendiri. Padahal menjadi egois untuk kebahagiaannya sendiri gak ada salahnya.

Huft.. Kasian Ayla yang terlalu baik. Nasibnya naas….

Tapiii.. Gue jatuh cinta sama cerita ini. Rasanya kaya manis-manis sendu gitu. Jatuh cinta dan menyayangi bukan cuma ke pacar aja, tapi juga ke orang tua, dan ke sahabat baik kita.

8 dari 10 bintaaang!!

-----------------------------------------

‘Aku ingin jatuh cinta pada sepasang mata asing yang menatapku di bandara. Aku ingin jatuh cinta pada sepasang mata yang tiba-tiba membuat jantungku nyaris berhenti berdegup, hanya beberapa detik saja, tetapi efeknya mengaliri seluruh ingatanku.’

‘Aku ingin bercerita kepada seseorang yang bukan merupakan temanku bukan juga merupakan musuhku, hanya seorang asing yang tiba-tiba membagi cerita, seseorang yang tanpa harus masuk ke kehidupanku, bisa sebegitu banyaknya membagi kisah kehidupan, begitu pula sebaliknya.’

‘Aku ingin kehilangan. Kehilangan dan patah hati entah karena apa. Aku hanya ingin merasakan kehilangan dan patah hati di kerumunan orang banyak. Di antara jutaan manusia di kota besar. Aku ingin patah hati bahkan tanpa tahu karena dan dengan siapa.’

‘Seorang pengelana yang pasrah dibawa oleh hidup ke mana pun dia suka. Untuk sekali lagi, menuntunnya kembali tersesat ataupun bisa sampai ke rumah. Rumah yang selalu dia impi-impikan. Rumah yang cukup, untuk mendengarkan setiap rajutan kisah yang dia temui di perjalanannya. Rumah yang akan jadi sahabat baiknya hingga akhir nanti’


Ayla Dinata (p. 146-147)


Komentar

Postingan Populer